Contact form

5 Kesalahan Umum Pengutipan Dalam Academic Writing

Oleh: Triando S.F. 


Citation Mistake — Tulisan ilmiah atau Academic Writing sering dianggap sulit oleh pelajar dan mahasiswa. Padahal ia adalah bagian yang tak terhindarkan dalam menempuh pendidikan. Tugas essay, laporan, makalah, proposal penelitian, sampai skripsi atau tugas akhir, semuanya harus ditulis secara ilmiah dengan memenuhi ketentuan bakunya. Salah satu ketentuan dalam membuat tulisan ilmiah adalah menyertakan kutipan dan rujukan dengan benar. Mengutip dan merujuk pada sumber lain tentu merupakan hal yang wajib dalam sebuah tulisan ilmiah. Itu karena antara lain kita harus mempedomani rumusan yang sudah dibuat oleh para ahli untuk masalah yang kita bahas, mempertimbangkan pendapat dari orang yang sudah lebih dulu membahas masalah yang serupa, dan memberitahu sumber informasi yang kita pakai—karena tidak mungkin semua informasi itu sudah ada di pikiran kita sendiri, pastilah mereka itu berasal dari bacaan, tontonan, atau pemberitahuan dari orang lain.

It’s seriously dangerous!
Kegagalan memenuhi ketentuan baku penulisan ilmiah, termasuk kegagalan membuat kutipan yang benar, biasanya menyebabkan kita mendapat nilai yang rendah, ditegur atau dimarahi, ditolak atau digagalkannya tulisan tersebut, bahkan bisa dituduh plagiat dan diancam diperkarakan ke pengadilan! Itu bukan karena guru atau dosen kita kejam dan tidak menghargai tulisan yang sudah kita buat susah payah. Justru itu karena mereka ingin mengajarkan kita bahwa kita harus menghargai ide dan informasi dari orang lain yang kita kutip atau kita jadikan rujukan, juga mengajarkan membuat tulisan yang sesuai peraturan agar dianggap valid serta diterima di dunia akademik.

Easy to ignore
Kenyataannya, kesalahan-kesalahan yang muncul dalam essay atau skripsi kita itu kecil-kecil saja. Barangkali karena kecil itu lah kita sering melalaikannya, atau menyepelekannya. Padahal yang kecil-kecil itu justru penting dan bisa membuat perbedaan besar: antara tulisan jelek yang bisa dianggap plagiat atau tulisan bagus yang pantas diberi nilai tinggi. Apa saja kah kesalahan umum dalam tuisan ilmiah yang sering kita lalaikan itu? Berikut ini jabarannya.

1. Tidak mencantumkan nama (belakang).
Nama penulis dari naskah yang kita kutip wajib hukumnya untuk disebutkan dalam setiap kutipan. Di dalam tanda kurung, yang perlu disebut hanyalah nama belakangnya. Namun jika ingin menyebutkan nama penulis di luar kurung, kita bebas menuliskan nama lengkap atau nama belakang saja. Tetapi kita tdak boleh menyebutkan nama depan saja, karena dalam bahasa Inggris nama depan hanyalah untuk panggilan akrab dalam suasana tidak formal. Perhatikan contoh berikut:

As stated in the The Wellspring of Black Feminist Theory “black feminist theory also explores the issue of how race, class and gender are analytically related to produce and integrated analysis of power and oppression” (2001: 2).
Kutipan di atas salah. Misalkan artikel yang dikutip ditulis oleh Johanes Burhan, makan seharusnya kalimat ini diakhiri dengan (Burhan, 2001)—nomor halaman tidak terlalu penting. Atau nama penulis dapat langsung disebut di awal kalimat dengan menulis As stated by Burhan in the The Wellspring of Black Feminist Theory, “black feminist theory…” dan seterusnya.

As quoted from the essay entitled Sexual Politics (1969), “The term "politics" shall refer to power-structured relationships, arrangements whereby one group of persons is controlled by another”.
Contoh di atas salah. Misalkan essay yang dirujuk ini ditulis oleh Kate Millet, maka setelah judul seharusnya ditulis (Millet, 1969). Atau nama penulis dapat langsung disebut dalam kalimat dengan menulis As quoted from the essay entitled Sexual Politics writen by Kate Millet (1969), “the term….” Dan seterrusnya.

2. Tidak mencantumkan tahun.
Tahun adalah elemen yang juga wajib dalam setiap kutipan. Tahun yang dimaksud adalah tahun publikasi atau tahun terbitnya bahan tersebut. Pada buku dan skripsi, biasanya tahun terbit ditulis di sampul atau di halaman awal. Pada koran, majalah dan jurnal, biasanya tahun terbit tercantum di pojok atas atau pojok bawah halaman. Pada artikel di internet, kita dapat menemukan tahun posting artikel tersebut di atas atau di bawah artikel tersebut. Perhatikan contoh berikut:

The first one is a research done by Jennifer Agustia. She entitled her thesis “A Portrait of Domestic Violence Toward Black Woman As Seen In Alice Walker’s The Third Life of Grange Copeland”.
Contoh ini salah. Misalkan skripsi Agustia yang dikutip di atas dibuat tahun 2010. Seharusnya kutipan ini diakhiri dengan menambahkan tahun di dalam kurung (2010), setelah judul, sebelum titik. Atau tahun dapat juga disebut langsung dalam kalimat dengan menulis The first one is a research done by Jennifer Agustia in 2010.

According to Elaine Showalter, “Feminist criticism can be divided into two distinct varieties. The first type is concerned with woman as a reader with woman as the consumer of male produced literature…”
Misalkan buku Elaine Showalter yang dikutip di atas betahunkan 1998, maka seharusnya di awal kalimat ditulis According to Elaine Showalter (1998), “feminist criticism can…” dan seterusnya.

The first is article is from Ma Li, entitled “Symbols of Theodore Dreiser’s Sister Carrie”.
Misalkan artikel Ma Li ini terbit pada tahun 2009, maka seharunya ditulis The first is article is from Ma Li (2009), entitled… dan seterusnya.

According to Millet in Newton (26), “sexual politics is the process whereby the ruling sex seeks to maintain and extend its power over the subordinate sex.”
Misalnya buku Newton yang memuat pendapat Millet seperti dikutip di atas terbit pada tahun 2008, maka seharusnya awal kalimat ditulis According to Millet in Newton (2008), “sexual politic is…” dan seterusnya. Nomor halaman tidak penting; tidak ada gunanya mencantumkan nomor halaman bila tak mencantumkan tahunnya.

According to Abrams in A Glossary of Literary Terms, “Types of traditional critical theories and of applied criticism can be usefully distinguished according to whether, in explaining and judging a work of literature, they refer the work primarily to the outer world, or to the reader, or to the author, or else treat the work as an entity in itself” (51).
Misalkan buku Abram yang dirujuk di atas terbit bertahunkan 1997, maka seharusnya awal kalimat ditulis According to Abrams in A Glossary of Literary Terms (1997), “Types of traditional…” dan seterusnya.

3. Tidak membedakan penulisan judul.
Judul sumber tidak wajib untuk disebut dalam kutipan dalam teks. Tapi jika ingin menyebutkan judul sumber, kita tidak boleh menuliskannya biasa saja di tengah teks. Kita harus membedakan penulisannya; umumnya adalah dengan memiringkan atau menggaris bawahi judul tersebut. Contohnya sebagai berikut:
Ackerman (2010) states in the article Discovering Stories that Need to be Told, “Allende’s novels often tell about love, adventure, memory and history which are filled with the strong female characters who search for love and want to find their own identities that restricted by the societies”.
Ini adalah contoh yang benar.

4. Memasukkan alamat url web dalam teks.
Keberadaan internet yang cepat dan murah sangat memudahkan kita dalam mencari artikel, ebook, dan jurnal untuk rujukan dan kutipan dalam tulisan kita. Namun kita tidak perlu, bahkan tidak boleh, melampirkan alamat url dalam teks kita. Yan perlu dilampirkan dalam teks hanyalah nama belakang penulis artikel dan tahunnya. Judul boleh disebut jika mau, nomor halaman boleh ditambahkan jika mau, tapi alamat url web sama sekali tidak perlu dicantumkan. Ia hanya perlu dicantumkan di daftar pustaka saja di akhir tulisan kita nanti. Perhatikan contoh berikut:
As quoted from the essay which entitles “Sexual Politics” (1969), “The term "politics" shall refer to power-structured relationships, arrangements whereby one group of persons is controlled by another”. (http://www.marxists.org/subject/women/authors/millett-kate/theory.htm).

Meridian (1976) is her famous work. In http://www.alicewalkersgarden.com/alice_walker_bio.html states that Meridian sets in the 1960’s and 70’s, in a place called Meridian Hill.

Dua contoh d atas adalah contoh kutipan dan rujukan yang salah. Selain salah, mencantumkan alamat url juga bisa merusak alignment ketikan kita.

5. Tidak meyeragamkan format.
Di dunia akademik, terdapat beberapa format pengutipan yang berlaku secara internasional. Mereka dikenal dengan istilah citation style. Masalahannya, banyak buku dan artikel yang kita gunakan sebagai contoh seringkali memakai citation style yang berbeda. Dan karena belum mengerti, atau memang karena tidak mau ambil pusing, kita biasanya meniru saja mentah-mentah cara pengutipan yang berlainan itu. Akibatnya, format pengutipan dalam tulisan kita menjadi tidak seragam.
Dalam satu tulisan, kadang kita menulis tahun dan halaman dengan format yang memakai tanda koma (1999, 52); kadang kita menulisnya dengan format yang memakai tanda titik dua (1999: 52). Kadang kita menulis judul dengan dimiringkan; dilain waktu kita menulisnya dengan garis bawah. Ini merupakan suatu kesalahan. Dalam satu tulisan, kita hanya boleh memakai salah satu format atau citation style saja. Belum lagi, menulis dengan format yang tidak seragam membuat kita dicurigai melakukan plagiat.

Start now!
Nah, untungnya karena mereka kecil, kita juga mudah memperbaiki kesalahan umum yang disebut di atas. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan dan kejujuran. Jadi, mulailah memperbaiki kesalahan-kesalahan kecil itu dari sekarang. Dengan begitu, kualitas tulisan akademik kita pun akan membaik, nilai meningkat, dan terhindar dari tuduhan plagiat. Guru dan dosen senang, kita pun tenang.


Catatan kaki: Informasi dalam tulisan ini berasal dari pengetahuan umum. Dalam dunia tulisan akademik, ia dikenal dengan istilah public domain. Menyampaikan informasi yang sudah menjadi public domain tidak perlu mencantumkan rujukan spesifik. Karena itu tulisan ini tidak menyertakan daftar referensi.

gambar diedit dari freelance-writing.lovetoknow.com
Anonymous said...

thanks untuk pencerahannya bro...

ria haya said...

Info yg bagus dan bermanfaat.

Copyright © English Buddies. Designed by OddThemes